Banjir Besar 2007

Hari Jumat tanggal 2 Februari 2007 kembali Jakarta dan sekitarnya dilanda banjir besar. Hujan deras yang mengguyur sejak beberapa hari sebelumya dan puncaknya pada sore hari tanggal 1 Februari 2007 menimbulkan dampak yang nyaris menenggelamkan Jakarta.

Kamis malam tanggal 1 Februari 2007 saya masih berada dirumah kawan di daerah Rawa Sari untuk membicarakan sesuatu. Rencananya saya akan pulang pada sore hari tetapi dibatalkan karena hujan deras sejak maghrib belum juga reda. Sampai pukul 23 hujan tak kunjung berhenti, saya sempat merasakan gejala yang tidak beres pada malam itu. Saya nekat pulang walau pun kawan saya itu meminta saya untuk menginap. Dirumah hanya ada istri dan dua anak saya yang masih kecil-kecil. Bagaimana jika terjadi apa-apa? Bagaimana tanggungjawab saya sebagai kepala rumah tangga? Saya harus pulang! Apa pun yang terjadi saya harus bersama dengan mereka.

Pukul 24 saya tiba dirumah, sepanjang perjalanan saya diguyur air hujan yang deras sekali. Saya mengenakan helm pinjaman yang menutup seluruh kepala dan mengenakan jaket kulit serta jas hujan sehingga tidak terlalu terganggu oleh dingin yang menusuk dan curah air hujan saat itu. Perjalanan pulang malam itu dapat saya lalui dengan aman dan lancar. Dibeberapa ruas jalan antara Pulo Gadung dan Bekasi, air sudah menggenangi jalanan kira-kira sampai selutut. Alhamdulillah, sepeda motor Jupiter Z milik adikku ternyata dapat diandalkan. Beberapa sepeda motor tidak sanggup menempuh jalanan yang sudah seperti sungai itu tampak didorong oleh pengemudinya sedangkan saya masih bisa menembus tanpa masalah sama sekali.

Hujan masih juga belum berhenti sampai siang hari Jumat 02 Februari 2007. Kekhawatiran akan banjir besar itu semakin dirasakan oleh saya dan juga tetangga-tetangga. Apalagi sungai kecil yang berjarak sekitar 50 meter sebelah timur rumahku sudah meluap dan luapan airnya telah menggenangi jalanan hingga sampai sebetis orang dewasa. Sekitar pukul 13 hari itu, hujan tidak lagi deras, hanya rintik-rintik kecil. Beberapa tetangga keluar rumah memeriksa kondisi dilingkungan kami bahkan anak-anak kecil pun ikut keluar rumah. Anak-anak kecil itu tampak bermain dengan gembira dijalanan yang telah tergenang air sampai kira-kira sepaha orang dewasa.

Alhamdulillah, luapan banjir itu tidak sampai masuk kerumahku bahkan tidak pula menyentuh lantai teras rumah! Padahal sebagian besar rumah tetangga terendam banjir.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.