Lir-Ilir

Lir-ilir, lir-ilir tandure wus sumilir
Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar
Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro

Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir
Dondomono jrumatono kanggo sebo mengko sore
Mumpung padhang rembulane mumpung jembar kalangane
Yo surako… surak hiyo

Syair ini adalah hasil karya Sunan Kalijaga. Walaupun terkesan enteng, tetapi sesungguhnya didalamnya sarat dengan nilai dakwah dan tasawuf yang tinggi. Sebagai seorang wali Allah yang sangat jenius dalam bersyiar, beliau menggunakan budaya kultur setempat sebagai sarana pendekatan yang sangat efektif.

Terjemahan dalam bahasa Indonesia adalah kira-kira sebagai berikut:

Ayo bangun (dari tidur), tanam-tanaman sudah mulai bersemi,
demikian menghijau bagaikan pengantin baru
Wahai gembala, ambillah buah blimbing itu,
walaupun licin tetap panjatlah untuk mencuci pakaian

Pakaian-pakaian yang telah koyak sisihkanlah
Jahit dan benahilah untuk menghadap nanti sore
Mumpung sedang terang bulan, mumpung sedang banyak waktu luang
Mari bersorak-sorak ayo…

Maksud syair tersebut kira-kira seperti ini:

Bangun, bangunlah kealam pemikiran yang baru. Lihatlah tanaman yang mulai bersemi itu.
(Tanaman yang mulai bersemi adalah benih iman. Secara hakikat Allah sudah mengisi setiap manusia dengan benih-benih kebaikan. Tinggal manusianya ada yang merawat dan ada juga yang mengacuhkannya.)

Hijau adalah warna perlambang agama Islam yang saat itu kemunculannya bagaikan pengantin baru dan sangat menarik hati.

Para penguasa diibaratkan sebagai penggembala yang ‘menggembalakan’ rakyat. Para penguasa itu disarankan untuk ‘mengambil’ agama Islam
(disimbolkan dengan buah belimbing yang mempunyai bentuk segi lima sebagai lambang rukun Islam).
Walaupun licin, susah, tetapi usahakanlah agar dapat masuk Islam demi mensucikan dodot.
(Dodot adalah jenis pakaian tradisional Jawa yang sering dipakai pembesar jaman dulu. Bagi orang Jawa, agama adalah ibarat pakaian, maka dodot dipakai sebagai lambang agama atau kepercayaan).

Pakaianmu, (yaitu) agamamu sudah rusak maka jahitlah (perbaiki), sebagai bekal menghadap Robbmu.
Selagi ada cahaya terang yang menuntunmu, selagi masih hidup dan masih ada kesempatan bertobat.
Bergembiralah, semoga kalian mendapat anugerah dari Allah.

Sumber:
KANIGARA – Hikmah Dari Para Tercerahkan – Lir Ilir

2 thoughts on “Lir-Ilir

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.